Jangan cuma kagum

Beberapa hari lalu saya kebetulan disuguhi sebuah buku karya ust.felix yang terbaru tentang habit, isinya ringan dan bahasanyapun mudah dipahami.

Dari pesan dalam buku itu saya jadi teringat dengan ustadz saya waktu kami masih anak-anak, saat itu tepatnya kami masih duduk di Sekolah Dasar, karena berada di kampung maka tekhnologi saat itu belum menjamah kami, hari-hari yang kami laluipun penuh dengan kebersamaan, aktifitas yang kami lakukan cukup terjadwal dengan rapih walaupun kami tak pernah menyengaja menulisnya, tau kenapa karena kami dididik oleh beliau dengan sesuatu yang rutin yang membuat kami biasa seperti ini misalnya, jadwal mengaji tiap sore, malam, subuh. Malam jumat ada pengajian keliling, tiap hari minggu pun demikian dan kami merasa tiap anak di kampung kami hampir tak ada yang tidak ikut serta tau kenapa? Bukan karena sanksi atau apapun itu namun kontrol masyarakat saat itu sangat kuat, hingga ada istilah tabu kalau masih muda, remaja dan belum menikah tak ngaji.

Continue reading

antara syukur & benci

Kala malam bersihkan wajahnya dari bintang- bintang

dan mulai turun setetes air langit dari tubuhnya

Tanpa sadar hangatnya malam karena kuasaMu takkan habis sampai waktu perjalanan ini

***

Memang naif jika mengeluh itu lebih sering muncul ketimbang syukur, walaupun ini semua muncul karena pengaruh perasaan namun keduanya punya derajat kemulyaan yang berbeda.

Syukur itu bentuk dari ungkapan ketundukan seorang hamba kepada Pencipta, yang telah memberikan segalanya untuknya, berupa warna-warni hidup yang telah dinikmatinya selama ini. Ada juga yang berpendapat kalau syukur itu sebuah ungkapan hati yang menggambarkan kebahagiyaan karena telah diberikan setitik kenikmatan hidup. Ungkapan syukur menjadi lazim di ungkapkan sebagai bentuk kepantasan yang harus dilakukan sebagai sebuah balasan kecil yang sepontan dilakukan namun nyatanya kepantasan ini banyak salah arti sehingga kenyataannya menjadi disorientasi. Continue reading

The true motivation

QS. AL-BAQARAH (2);207-
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ.

Kuat lemahnya dorongan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan tergantung kepada kadar motivasi yang dimilikinya. Apabila kadar motivasi yang dimilikinya besar dan kuat, maka besar dan kuat pula dorongan untuk melakukan perbuatan tersebut. Karena memang ukuran motivasi untuk merealisasikan suatu perbuatan berbanding lurus dengan kadar motivasi yang dimiliki. Continue reading